Profil Desa Tanjung

Ketahui informasi secara rinci Desa Tanjung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tanjung

Tentang Kami

Profil Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, gerbang selatan dan zona penyangga vital Stasiun Besar Purwokerto. Jelajahi potensi ekonomi jasa, demografi, UMKM, dan layanan pemerintahan di kawasan transit yang sibuk ini.

  • Gerbang Utama Stasiun

    Fungsi utama dan identitas Kelurahan Tanjung ditentukan oleh lokasinya sebagai zona penyangga dan gerbang selatan bagi Stasiun Besar Purwokerto, stasiun kereta api utama di wilayah Banyumas.

  • Pusat Ekonomi Jasa Transit

    Perekonomiannya sangat dinamis dan didominasi oleh sektor jasa yang melayani arus penumpang, seperti perhotelan, kuliner, oleh-oleh, dan transportasi lokal.

  • Kawasan Urban yang Padat dan Sibuk

    Merupakan salah satu kelurahan dengan kepadatan penduduk tertinggi, di mana ruang dimanfaatkan secara maksimal untuk permukiman dan kegiatan komersial yang beroperasi hampir 24 jam.

Pasang Disini

Terletak strategis di perbatasan Kecamatan Purwokerto Selatan, Kelurahan Tanjung memegang peranan unik dan vital sebagai gerbang selatan bagi salah satu infrastruktur terpenting di Kabupaten Banyumas: Stasiun Besar Purwokerto. Meskipun stasiun itu sendiri berada di kelurahan tetangga, denyut kehidupan dan detak ekonomi Tanjung berirama selaras dengan deru kereta api dan arus ribuan penumpang yang datang dan pergi setiap hari. Wilayah ini adalah etalase pertama yang menyambut para pelancong, sekaligus menjadi area penyangga utama yang menyediakan berbagai layanan pendukung.

Lebih dari sekadar kawasan permukiman padat, Tanjung adalah sebuah ekosistem ekonomi transit yang hidup. Deretan hotel, penginapan, rumah makan, hingga jasa transportasi lokal menjadi pemandangan khas yang menegaskan fungsinya sebagai zona penyangga utama stasiun. Sebagai salah satu titik temu antara mobilitas regional dan kehidupan urban lokal, Kelurahan Tanjung menampilkan wajah kota yang dinamis, sibuk dan selalu siap melayani, menjadikannya salah satu kelurahan paling strategis di Purwokerto.

Geografi dan Demografi: Kepadatan di Pintu Masuk Kota

Secara geografis, Kelurahan Tanjung berada di posisi yang sangat krusial, diapit oleh jalur kereta api di sisi utara dan menjadi pintu masuk ke wilayah Purwokerto Selatan dari pusat kota. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang telah sepenuhnya berkembang menjadi kawasan perkotaan. Berdasarkan data resmi dari publikasi "Kecamatan Purwokerto Selatan dalam Angka 2023" yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Kelurahan Tanjung tercatat hanya 0,76 km², menjadikannya salah satu kelurahan terkecil di kecamatannya.

Meskipun wilayahnya sempit, Tanjung menampung populasi yang sangat besar. Data BPS pada tahun 2023 menunjukkan jumlah penduduknya mencapai 7.192 jiwa. Dengan perbandingan ini, tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Tanjung mencapai angka yang sangat tinggi, yakni sekitar 9.463 jiwa per km². Kepadatan yang masif ini mencerminkan dua hal: fungsinya sebagai kawasan permukiman yang diminati karena lokasinya yang sentral, serta pemanfaatan lahan yang maksimal untuk kegiatan komersial yang tumbuh subur di sekitar stasiun.

Tata guna lahan di Tanjung merupakan perpaduan antara permukiman padat yang diisi oleh penduduk asli dan pendatang, dengan koridor-koridor komersial yang membentang di jalan-jalan utamanya. Pemandangan ini menciptakan lanskap urban yang sibuk, di mana aktivitas hunian dan niaga berjalan berdampingan selama 24 jam. Kode pos yang berlaku untuk seluruh wilayah Kelurahan Tanjung adalah 53143.

Pemerintahan dan Tata Kelola Komunitas

Sebagai ujung tombak pelayanan pemerintah di tingkat lokal, Pemerintah Kelurahan Tanjung bekerja di bawah kepemimpinan seorang Lurah. Berdasarkan konfirmasi dari pemberitaan media lokal yang kredibel pada awal tahun 2025, jabatan Lurah Tanjung diemban oleh Ibu Warsiyah. Kantor kelurahan yang dipimpinnya menjadi pusat layanan administrasi bagi ribuan warganya, sekaligus memainkan peran penting dalam menata dan membina kegiatan ekonomi dan sosial di wilayahnya yang sangat dinamis.

Untuk mengelola komunitas yang padat dan heterogen, struktur kelembagaan di tingkat akar rumput menjadi sangat esensial. Data BPS menunjukkan bahwa Kelurahan Tanjung terbagi secara administratif menjadi 7 Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun Tetangga (RT). Jaringan RW dan RT ini berfungsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam menyosialisasikan program, mendata warga, serta menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban dan keharmonisan lingkungan.

Layanan publik dasar juga tersedia untuk mendukung kualitas hidup warganya. Di sektor pendidikan, BPS mencatat keberadaan 4 unit Taman Kanak-kanak (TK) dan 3 unit Sekolah Dasar (SD). Sementara itu, untuk layanan kesehatan dasar, masyarakat didukung oleh 7 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di berbagai RW. Kehidupan religius warga terfasilitasi dengan baik melalui 10 unit masjid dan mushala yang juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial keagamaan.

Ekonomi Transit: Nadi Kehidupan dari Stasiun

Karakter ekonomi Kelurahan Tanjung secara fundamental dibentuk oleh kedekatannya dengan Stasiun Besar Purwokerto. Arus penumpang kereta api yang konstan menciptakan permintaan yang stabil untuk berbagai jenis jasa dan produk, menjadikan Tanjung sebagai inkubator alami bagi UMKM di sektor perhotelan, kuliner dan transportasi.

  • Sektor Akomodasi
    Di sepanjang jalan-jalan utama dan bahkan di gang-gang yang lebih kecil, dapat dengan mudah ditemukan berbagai hotel, losmen, wisma, dan rumah indekos (kost). Fasilitas ini melayani kebutuhan para pelancong, pebisnis, atau keluarga yang transit atau memiliki urusan di Purwokerto.
  • Surga Kuliner
    Kawasan Tanjung dan sekitarnya adalah surga bagi para pencari kuliner. Puluhan warung makan, kedai kopi, restoran, dan pusat oleh-oleh buka untuk melayani penumpang kereta api dan warga lokal. Ragam kuliner yang ditawarkan sangat bervariasi, dari masakan khas Banyumas hingga hidangan populer lainnya, banyak di antaranya beroperasi hingga larut malam.
  • Jasa Transportasi Lokal
    Sebagai titik kedatangan, Tanjung menjadi pangkalan bagi berbagai moda transportasi lokal. Puluhan ojek, taksi, dan angkutan berbasis aplikasi menjadikan area ini sebagai titik tunggu utama untuk mengantar penumpang ke berbagai tujuan di dalam kota maupun di wilayah kabupaten.

Selain ekonomi yang digerakkan oleh stasiun, di dalam kelurahan ini juga terdapat satu unit pasar dengan bangunan permanen/semi permanen, sebagaimana tercatat oleh BPS. Pasar lokal ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan harian warga setempat, melengkapi denyut ekonomi yang sudah sangat kencang dari aktivitas transit.

Infrastruktur dan Kehidupan Sosial di Gerbang Kota

Infrastruktur di Kelurahan Tanjung telah berkembang untuk menopang perannya sebagai kawasan transit. Jalan-jalan utama, seperti Jalan Stasiun dan jalan-jalan penghubung lainnya, menjadi jalur yang sangat sibuk. Pemerintah daerah terus memberikan perhatian pada penataan lalu lintas, perparkiran, dan penataan pedagang kaki lima untuk menjaga ketertiban dan kelancaran akses menuju dan dari stasiun.

Kehidupan sosial di Tanjung sangatlah kosmopolitan untuk ukuran sebuah kelurahan. Interaksi terjadi antara penduduk asli dengan ribuan pendatang yang silih berganti setiap hari. Kondisi ini menciptakan masyarakat yang terbuka dan terbiasa dengan dinamika tinggi. Namun di tengah kesibukan itu, ikatan sosial antarwarga tetap terjaga melalui kegiatan-kegiatan komunitas di tingkat RT/RW dan di pusat-pusat ibadah.

Sebagai kesimpulan, Kelurahan Tanjung adalah lebih dari sekadar wilayah administratif; ia adalah sebuah ekosistem fungsional yang perannya sangat vital bagi konektivitas dan citra Kota Purwokerto. Sebagai gerbang utama bagi transportasi kereta api, Tanjung memikul tanggung jawab sebagai wajah pertama yang dilihat oleh para pendatang. Dengan ekonomi yang terus berdenyut dan masyarakat yang adaptif, Tanjung akan selalu menjadi salah satu sudut paling hidup dan paling penting di Purwokerto.